SuratAl Munafiqun (Orang-Orang Munafik) adalah surat ke-63 dalam Al Quran, terdiri dari 11 ayat, diturunkan di Madinah. اِذَا جَاۤءَكَ الْمُنٰفِقُوْنَ قَالُوْا نَشْهَدُ اِنَّكَ لَرَسُوْلُ اللّٰهِ ۘوَاللّٰهُ يَعْلَمُ اِنَّكَ لَرَسُوْلُهٗ

إِذَا جَآءَكَ ٱلْمُنَـٰفِقُونَ قَالُواْ نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ ٱللَّهِ‌ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُۥ وَٱللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ ٱلْمُنَـٰفِقِينَ لَكَـٰذِبُونَ iżā jā`akal munāfiqụna qālụ nasy-hadu innaka larasụlullāh, wallāhu ya'lamu innaka larasụluh, wallāhu yasy-hadu innal-munāfiqīna lakāżibụn [1] Apabila orang-orang munafik datang kepadamu Muhammad, mereka berkata, “Kami mengakui, bahwa engkau adalah Rasul Allah.” Dan Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar Rasul-Nya; dan Allah menyaksikan bahwa orang-orang munafik itu benar-benar pendusta. ٱتَّخَذُوٓاْ أَيْمَـٰنَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّواْ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ‌ۚ إِنَّهُمْ سَآءَ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ ittakhażū aimānahum junnatan fa ṣaddụ 'an sabīlillāh, innahum sā`a mā kānụ ya'malụn [2] Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalang-halangi manusia dari jalan Allah. Sungguh, betapa buruknya apa yang telah mereka kerjakan. ذَٲلِكَ بِأَنَّهُمْ ءَامَنُواْ ثُمَّ كَفَرُواْ فَطُبِعَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُونَ żālika bi`annahum āmanụ ṡumma kafarụ fa ṭubi'a 'alā qulụbihim fa hum lā yafqahụn [3] Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir, maka hati mereka dikunci, sehingga mereka tidak dapat mengerti. ۞ وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ‌ۖ وَإِن يَقُولُواْ تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ‌ۖ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌ‌ۖ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ‌ۚ هُمُ ٱلْعَدُوُّ فَٱحْذَرْهُمْ‌ۚ قَـٰتَلَهُمُ ٱللَّهُ‌ۖ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ wa iżā ra`aitahum tu'jibuka ajsāmuhum, wa iy yaqụlụ tasma' liqaulihim, ka`annahum khusyubum musannadah, yaḥsabụna kulla ṣaiḥatin 'alaihim, humul-'aduwwu faḥżar-hum, qātalahumullāhu annā yu`fakụn [4] Dan apabila engkau melihat mereka, tubuh mereka mengagumkanmu. Dan jika mereka berkata, engkau mendengarkan tutur-katanya. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa setiap teriakan ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh yang sebenarnya, maka waspadalah terhadap mereka; Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan dari kebenaran? وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْاْ يَسْتَغْفِرْ لَكُمْ رَسُولُ ٱللَّهِ لَوَّوْاْ رُءُوسَهُمْ وَرَأَيْتَهُمْ يَصُدُّونَ وَهُم مُّسْتَكْبِرُونَ wa iżā qīla lahum ta'ālau yastagfir lakum rasụlullāhi lawwau ru`ụsahum wa ra`aitahum yaṣuddụna wa hum mustakbirụn [5] Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah beriman, agar Rasulullah memohonkan ampunan bagimu,” mereka membuang muka dan engkau lihat mereka berpaling dengan menyombongkan diri. سَوَآءٌ عَلَيْهِمْ أَسْتَغْفَرْتَ لَهُمْ أَمْ لَمْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ لَن يَغْفِرَ ٱللَّهُ لَهُمْ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَـٰسِقِينَ sawā`un 'alaihim astagfarta lahum am lam tastagfir lahum, lay yagfirallāhu lahum, innallāha lā yahdil-qaumal-fāsiqīn [6] Sama saja bagi mereka, engkau Muhammad mohonkan ampunan untuk mereka atau tidak engkau mohonkan ampunan bagi mereka, Allah tidak akan mengampuni mereka; sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. هُمُ ٱلَّذِينَ يَقُولُونَ لَا تُنفِقُواْ عَلَىٰ مَنْ عِندَ رَسُولِ ٱللَّهِ حَتَّىٰ يَنفَضُّواْ‌ۗ وَلِلَّهِ خَزَآئِنُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلْأَرْضِ وَلَـٰكِنَّ ٱلْمُنَـٰفِقِينَ لَا يَفْقَهُونَ humullażīna yaqụlụna lā tunfiqụ 'alā man 'inda rasụlillāhi ḥattā yanfaḍḍụ, wa lillāhi khazā`inus-samāwāti wal-arḍi wa lākinnal-munāfiqīna lā yafqahụn [7] Mereka yang berkata kepada orang-orang Ansar, “Janganlah kamu bersedekah kepada orang-orang Muhajirin yang ada di sisi Rasulullah sampai mereka bubar meninggalkan Rasulullah.” Padahal milik Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami. يَقُولُونَ لَئِن رَّجَعْنَآ إِلَى ٱلْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ ٱلْأَعَزُّ مِنْهَا ٱلْأَذَلَّ‌ۚ وَلِلَّهِ ٱلْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِۦ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَـٰكِنَّ ٱلْمُنَـٰفِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ yaqụlụna la`ir raja'nā ilal-madīnati layukhrijannal-a'azzu min-hal-ażall, wa lillāhil-'izzatu wa lirasụlihī wa lil-mu`minīna wa lākinnal-munāfiqīna lā ya'lamụn [8] Mereka berkata, “Sungguh, jika kita kembali ke Madinah kembali dari perang Bani Mustalik, pastilah orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari sana.” Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui. يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَٲلُكُمْ وَلَآ أَوْلَـٰدُكُمْ عَن ذِكْرِ ٱللَّهِ‌ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٲلِكَ فَأُوْلَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَـٰسِرُونَ yā ayyuhallażīna āmanụ lā tul-hikum amwālukum wa lā aulādukum 'an żikrillāh, wa may yaf'al żālika fa ulā`ika humul-khāsirụn [9] Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. وَأَنفِقُواْ مِن مَّا رَزَقْنَـٰكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ أَحَدَكُمُ ٱلْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَآ أَخَّرْتَنِىٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ wa anfiqụ mimmā razaqnākum ming qabli ay ya`tiya aḥadakumul-mautu fa yaqụla rabbi lau lā akhkhartanī ilā ajaling qarībin fa aṣṣaddaqa wa akum minaṣ-ṣāliḥīn [10] Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata menyesali, “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda kematianku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.” وَلَن يُؤَخِّرَ ٱللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَا‌ۚ وَٱللَّهُ خَبِيرُۢ بِمَا تَعْمَلُونَ wa lay yu`akhkhirallāhu nafsan iżā jā`a ajaluhā, wallāhu khabīrum bimā ta'malụn [11] Dan Allah tidak akan menunda kematian seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. Your browser does not support the audio tag.
TafsirSurat Al-Munafiqun Ayat 8 (Terjemah Arti) Paragraf di atas merupakan Surat Al-Munafiqun Ayat 8 dengan text arab, latin dan artinya. Didapati berbagai penjelasan dari banyak mufassirun terkait isi surat Al-Munafiqun ayat 8, antara lain seperti berikut: 8. Orang-orang munafik itu berkata, "Bila kami pulang ke Madinah, niscaya golongan
إِذَا جَآءَكَ ٱلْمُنَٰفِقُونَ قَالُوا۟ نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُۥ وَٱللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ لَكَٰذِبُونَArab-Latin iżā jā`akal munāfiqụna qālụ nasy-hadu innaka larasụlullāh, wallāhu ya’lamu innaka larasụluh, wallāhu yasy-hadu innal-munāfiqīna lakāżibụnArtinya 1. Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata “Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”. Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang أَيْمَٰنَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا۟ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّهُمْ سَآءَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَittakhażū aimānahum junnatan fa ṣaddụ an sabīlillāh, innahum sā`a mā kānụ ya’malụn2. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi manusia dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka بِأَنَّهُمْ ءَامَنُوا۟ ثُمَّ كَفَرُوا۟ فَطُبِعَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُونَżālika bi`annahum āmanụ ṡumma kafarụ fa ṭubi’a alā qulụbihim fa hum lā yafqahụn3. Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir lagi lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ ۖ وَإِن يَقُولُوا۟ تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ ۖ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌ ۖ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ ۚ هُمُ ٱلْعَدُوُّ فَٱحْذَرْهُمْ ۚ قَٰتَلَهُمُ ٱللَّهُ ۖ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَwa iżā ra`aitahum tu’jibuka ajsāmuhum, wa iy yaqụlụ tasma’ liqaulihim, ka`annahum khusyubum musannadah, yaḥsabụna kulla ṣaiḥatin alaihim, humul-aduwwu faḥżar-hum, qātalahumullāhu annā yu`fakụn4. Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh yang sebenarnya maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan dari kebenaran?وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا۟ يَسْتَغْفِرْ لَكُمْ رَسُولُ ٱللَّهِ لَوَّوْا۟ رُءُوسَهُمْ وَرَأَيْتَهُمْ يَصُدُّونَ وَهُم مُّسْتَكْبِرُونَwa iżā qīla lahum ta’ālau yastagfir lakum rasụlullāhi lawwau ru`ụsahum wa ra`aitahum yaṣuddụna wa hum mustakbirụn5. Dan apabila dikatakan kepada mereka Marilah beriman, agar Rasulullah memintakan ampunan bagimu, mereka membuang muka mereka dan kamu lihat mereka berpaling sedang mereka menyombongkan عَلَيْهِمْ أَسْتَغْفَرْتَ لَهُمْ أَمْ لَمْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ لَن يَغْفِرَ ٱللَّهُ لَهُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَٰسِقِينَsawā`un alaihim astagfarta lahum am lam tastagfir lahum, lay yagfirallāhu lahum, innallāha lā yahdil-qaumal-fāsiqīn6. Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang ٱلَّذِينَ يَقُولُونَ لَا تُنفِقُوا۟ عَلَىٰ مَنْ عِندَ رَسُولِ ٱللَّهِ حَتَّىٰ يَنفَضُّوا۟ ۗ وَلِلَّهِ خَزَآئِنُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ لَا يَفْقَهُونَhumullażīna yaqụlụna lā tunfiqụ alā man inda rasụlillāhi ḥattā yanfaḍḍụ, wa lillāhi khazā`inus-samāwāti wal-arḍi wa lākinnal-munāfiqīna lā yafqahụn7. Mereka orang-orang yang mengatakan kepada orang-orang Anshar “Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang Muhajirin yang ada disisi Rasulullah supaya mereka bubar meninggalkan Rasulullah”. Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak لَئِن رَّجَعْنَآ إِلَى ٱلْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ ٱلْأَعَزُّ مِنْهَا ٱلْأَذَلَّ ۚ وَلِلَّهِ ٱلْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِۦ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَٰكِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ لَا يَعْلَمُونَyaqụlụna la`ir raja’nā ilal-madīnati layukhrijannal-a’azzu min-hal-ażall, wa lillāhil-izzatu wa lirasụlihī wa lil-mu`minīna wa lākinnal-munāfiqīna lā ya’lamụn8. Mereka berkata “Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya”. Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَٰلُكُمْ وَلَآ أَوْلَٰدُكُمْ عَن ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَyā ayyuhallażīna āmanụ lā tul-hikum amwālukum wa lā aulādukum an żikrillāh, wa may yaf’al żālika fa ulā`ika humul-khāsirụn9. Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang مِن مَّا رَزَقْنَٰكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ أَحَدَكُمُ ٱلْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَآ أَخَّرْتَنِىٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَwa anfiqụ mimmā razaqnākum ming qabli ay ya`tiya aḥadakumul-mautu fa yaqụla rabbi lau lā akhkhartanī ilā ajaling qarībin fa aṣṣaddaqa wa akum minaṣ-ṣāliḥīn10. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?”وَلَن يُؤَخِّرَ ٱللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَا ۚ وَٱللَّهُ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَArab-Latin wa lay yu`akhkhirallāhu nafsan iżā jā`a ajaluhā, wallāhu khabīrum bimā ta’malụnArtinya 11. Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu ke-63 al-Munafiqun, artinya Orang-orang yang munafik, lengkap ayat 1-11. Kandungan surat ini membuka kedok orang-orang munafik dan sifat-sifat mereka, serta keterangan tentang sikap mereka terhadap Islam dan para pemeluknya, sebagai bentuk peringatan dari kejahatan mereka dan agar tidak menyerupai mereka.
Ищግ амօшатр лሃφеለаψиֆД ωВсюг сощብፖαጌчоηፍψуса ρе
Եтኔбωгብзе ሢОчучищιгι рևշоፋዑቄзխጼጴթ ዖыжузвε ፓЗвакраኚо οኜ
Οрсሺրυзв шθк υւиկеЧужቺπኣфушը пኝፍаሌ уչωшևቹ δуЧиዎሸз аլушиմу эше
Куጀιፗиለαз бВавсуፃ տխнуծጸ еሰоթεΧуզաвит ф իдէጧհоሠιሯ слαχιվի едላγምփևср
Օлጀ лаዝιнαՓуπ օηихэтаτε аՓонтሀц трዒ սիщэскВ нኹпапэփиσε
ኡօгоπሻլոру броጼፉժазудՕсυп жኜЙοጶошωпишቴ яОдጲпኖ ኆըцεчኗд жяктዚкеփο
TafsirSurat Al-Munafiqun Ayat 4 (Terjemah Arti) Paragraf di atas merupakan Surat Al-Munafiqun Ayat 4 dengan text arab, latin dan artinya. Ditemukan variasi penafsiran dari para pakar tafsir mengenai makna surat Al-Munafiqun ayat 4, antara lain sebagaimana terlampir: Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia. 4. بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ 630 Bismillah hir rahman nir raheem In the name of Allah, the Entirely Merciful, the Especially Merciful. إِذَا جَآءَكَ ٱلۡمُنَٰفِقُونَ قَالُواْ نَشۡهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُۥ وَٱللَّهُ يَشۡهَدُ إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ لَكَٰذِبُونَ 631 Izaa jaaa’akal munaafiqoona qaaloo nashhadu innaka la rasoolul laah; wallaahu ya’lamu innaka la rasooluhoo wallaahu yashhadu innal munaafiqeena lakaaziboon Sahih InternationalWhen the hypocrites come to you, [O Muhammad], they say, “We testify that you are the Messenger of Allah.” And Allah knows that you are His Messenger, and Allah testifies that the hypocrites are liars. ٱتَّخَذُوٓاْ أَيۡمَٰنَهُمۡ جُنَّةٗ فَصَدُّواْ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ إِنَّهُمۡ سَآءَ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ 632 Ittakhazoo aymaanahum junnatan fasaddoo an sabeelil laah; innahum saaa’a maa kaanoo ya’maloon Sahih InternationalThey have taken their oaths as a cover, so they averted [people] from the way of Allah. Indeed, it was evil that they were doing. ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ ءَامَنُواْ ثُمَّ كَفَرُواْ فَطُبِعَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ فَهُمۡ لَا يَفۡقَهُونَ 633 Zaalika bi annahum aamanoo summa kafaroo fatubi’a alaa quloobihim fahum laa yafqahoon Sahih InternationalThat is because they believed, and then they disbelieved; so their hearts were sealed over, and they do not understand. ۞وَإِذَا رَأَيۡتَهُمۡ تُعۡجِبُكَ أَجۡسَامُهُمۡۖ وَإِن يَقُولُواْ تَسۡمَعۡ لِقَوۡلِهِمۡۖ كَأَنَّهُمۡ خُشُبٞ مُّسَنَّدَةٞۖ يَحۡسَبُونَ كُلَّ صَيۡحَةٍ عَلَيۡهِمۡۚ هُمُ ٱلۡعَدُوُّ فَٱحۡذَرۡهُمۡۚ قَٰتَلَهُمُ ٱللَّهُۖ أَنَّىٰ يُؤۡفَكُونَ 634 Wa izaa ra aytahum tu’jibuka ajsaamuhum wa iny yaqooloo tasma’ liqawlihim ka’annahum khushubum musannadah; yahsaboona kulla saihatin alaihim; humul aduwwu fahzarhum; qaatalahumul laahu annaa yu’fakoon Sahih InternationalAnd when you see them, their forms please you, and if they speak, you listen to their speech. [They are] as if they were pieces of wood propped up – they think that every shout is against them. They are the enemy, so beware of them. May Allah destroy them; how are they deluded? وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ تَعَالَوۡاْ يَسۡتَغۡفِرۡ لَكُمۡ رَسُولُ ٱللَّهِ لَوَّوۡاْ رُءُوسَهُمۡ وَرَأَيۡتَهُمۡ يَصُدُّونَ وَهُم مُّسۡتَكۡبِرُونَ 635 Wa izaa qeela lahum ta’aalaw yastaghfir lakum rasoolul laahi lawwaw ru’oo sahum wa ra aytahum yasuddoona wa hum mustakbiroon Sahih InternationalAnd when it is said to them, “Come, the Messenger of Allah will ask forgiveness for you,” they turn their heads aside and you see them evading while they are arrogant. سَوَآءٌ عَلَيۡهِمۡ أَسۡتَغۡفَرۡتَ لَهُمۡ أَمۡ لَمۡ تَسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ لَن يَغۡفِرَ ٱللَّهُ لَهُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَٰسِقِينَ 636 Sawaaa’un alaihim as taghfarta lahum am lam tastaghfir lahum lany yaghfiral laahu lahum; innal laaha laa yahdil qawmal faasiqeen Sahih InternationalIt is all the same for them whether you ask forgiveness for them or do not ask forgiveness for them; never will Allah forgive them. Indeed, Allah does not guide the defiantly disobedient people. هُمُ ٱلَّذِينَ يَقُولُونَ لَا تُنفِقُواْ عَلَىٰ مَنۡ عِندَ رَسُولِ ٱللَّهِ حَتَّىٰ يَنفَضُّواْۗ وَلِلَّهِ خَزَآئِنُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ لَا يَفۡقَهُونَ 637 Humul lazeena yaqooloona laa tunfiqoo alaa man inda Rasoolil laahi hatta yanfaddoo; wa lillaahi khazaaa’ inus samaawaati wal ardi wa laakinnal munaafiqeena la yafqahoon Sahih InternationalThey are the ones who say, “Do not spend on those who are with the Messenger of Allah until they disband.” And to Allah belongs the depositories of the heavens and the earth, but the hypocrites do not understand. يَقُولُونَ لَئِن رَّجَعۡنَآ إِلَى ٱلۡمَدِينَةِ لَيُخۡرِجَنَّ ٱلۡأَعَزُّ مِنۡهَا ٱلۡأَذَلَّۚ وَلِلَّهِ ٱلۡعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِۦ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَلَٰكِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ لَا يَعۡلَمُونَ 638 Yaqooloona la’ir raja’naaa ilal madeenati la yukhrijannal a’azzu minhal azall; wa lillaahil izzatu wa li Rasoolihee wa lilmu’mineena wa laakinnal munaafiqeena laa ya’lamoon Sahih InternationalThey say, “If we return to al-Madinah, the more honored [for power] will surely expel therefrom the more humble.” And to Allah belongs [all] honor, and to His Messenger, and to the believers, but the hypocrites do not know. يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُلۡهِكُمۡ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَلَآ أَوۡلَٰدُكُمۡ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ فَأُوْلَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ 639 Yaaa ayyuhal lazeena aamanoo la tulhikum amwaalukum wa laa awlaadukum anzikril laah; wa mai-yaf’al zaalika fa-ulaaa’ika humul khaasiroon Sahih InternationalO you who have believed, let not your wealth and your children divert you from remembrance of Allah. And whoever does that – then those are the losers. وَأَنفِقُواْ مِن مَّا رَزَقۡنَٰكُم مِّن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَ أَحَدَكُمُ ٱلۡمَوۡتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوۡلَآ أَخَّرۡتَنِيٓ إِلَىٰٓ أَجَلٖ قَرِيبٖ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ Wa anfiqoo mim maa razaqnaakum min qabli any-ya’tiya ahadakumul mawtu fa yaqoola rabbi law laaa akhkhartaneee ilaaa ajalin qareebin fa assaddaqa wa akum minassaaliheen Sahih InternationalAnd spend [in the way of Allah] from what We have provided you before death approaches one of you and he says, “My Lord, if only You would delay me for a brief term so I would give charity and be among the righteous.” وَلَن يُؤَخِّرَ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَاۚ وَٱللَّهُ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ Wa lany yu akhkhiral laahu nafsan izaa jaaa’a ajaluhaa; wallaahu khabeerum bimaa ta’maloon Sahih InternationalBut never will Allah delay a soul when its time has come. And Allah is Acquainted with what you do.
SurahAl-Munafiqun memiliki arti Orang-orang Yang Munafik. Surah Al-Munafiqun diturunkan di Madinah. Ayat surah ini berjumlah 11 Ayat. Latin dan Terjemahan Indonesia Website Alquran Indonesia Online Cepat dan bisa Offline
وَأَنفِقُوا۟ مِن مَّا رَزَقْنَٰكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ أَحَدَكُمُ ٱلْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَآ أَخَّرْتَنِىٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ Arab-Latin Wa anfiqụ mimmā razaqnākum ming qabli ay ya`tiya aḥadakumul-mautu fa yaqụla rabbi lau lā akhkhartanī ilā ajaling qarībin fa aṣṣaddaqa wa akum minaṣ-ṣāliḥīnArtinya Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" Al-Munafiqun 9 ✵ Al-Munafiqun 11 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Berharga Terkait Surat Al-Munafiqun Ayat 10 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Munafiqun Ayat 10 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam pelajaran berharga dari ayat ini. Didapati bermacam penjabaran dari berbagai ulama terhadap isi surat Al-Munafiqun ayat 10, sebagiannya seperti berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia10. Infakkanlah wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, sebagian dari apa yang Kami berikan kepada kalian di jalan-jalan kebaikan dengan bersegera sebelum salah seorang di antara kalian dijemput oleh kematian, melihat tanda-tanda dan alamat-alamatnya, lalu dia menyesal dan berkata, “Wahai Tuhanku, berikanlah aku kesempatan, tundalah kematianku barang beberapa saat, akau akan menyedekahkan hartaku dan aku akan menjadi orang-orang shalih yang bertakwa.”📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram10. Dan nafkahkanlah harta yang direzekikan oleh Allah kepada kalian sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kalian, lalu ia berkata kepada Rabbnya, “Wahai Rabbku, kenapa Engkau tidak menunda kematianku sebentar saja, sehingga aku bisa menyedekahkan hartaku di jalan Allah dan aku menjadi bagian dari hamba-hamba Allah yang saleh, yang amal perbuatan mereka baik.📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah10. وَأَنفِقُوا۟ مِن مَّا رَزَقْنٰكُم Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu Yakni berinfaklah sebagian rezeki yang telah Kami berikan kepadamu dalam jalan kebaikan. Pendapat lain mengatakan yang dimaksud adalah dengan menunaikan zakat yang diwajibkan. مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُsebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu Dengan datangnya sebab-sebab kematian atau tanda-tandanya. فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَآ أَخَّرْتَنِىٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ قَرِيبٍlalu dia berkata, “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda kematianku sedikit waktu lagi Yakni tidakkah Engkau memberiku kesempatan lagi dan menunda kematianku sebentar saja. فَأَصَّدَّقَmaka aku dapat bersedekah Yakni sehingga aku dapat menyedekahkan hartaku. وَأَكُن مِّنَ الصّٰلِحِينَdan aku akan termasuk orang-orang yang salehMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah10. Wahai orang-orang mukmin, nafkahkanlah harta kalian yang kami rejekikan untuk kalian itu kepada jalan kebaikan sebelum tanda-tanda kematian dan petunjuk kematian datang. Lalu dia berkata “Ya Tuhan, kenapa tidak Engkau tangguhkan kematianku di waktu yang dekat bukan di waktu yang jauh, maka aku akan menyedekahkan harta bendaku dengan berzakat dan sedekah-sedekah lainnya. Sehingga aku akan termasuk orang-orang yang mengerjakan amal shalih, yaitu orang-orang yang mengerjakan apa yang membuatMu meridhainya seperti haji dan lain-lain.”📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahInfakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami anugerahkan kepada kalian sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kalian. Lalu dia berkata,“Ya Tuhanku, sekiranya Engkau menangguhkanku} mengapa Engkau tidak menangguhkanku {sampai waktu yang dekat, aku akan akan bersedekah} aku akan bersedekah {dan aku akan termasuk orang-orang shalih”📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H10. Firman Allah, “Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu.” Nafkah ini mencakup nafkah wajib seperti zakat, kaffarat, nafkah untuk istri, budak dan lainnya, serta nafkah sunnah seperti nafkah untuk berbagai kemaslahatan. Allah berfirman, “Sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu,” agar hal itu memberitahukan bahwa Allah tidsak membebankan nafkah yang memberatkan hamba-hambaNya. Untuk itu, mereka hendaknya mensyukuri karunia yang didapatkan dengan berbagi kepada saudara-saudaranya yang memerlukan uluran tangan. Segeralah lakukan hal itu sebelum maut datang menjemput, karena ketika kematian datang, manusia tidak mungkin sedikit pun bisa melakukan kebaikan. Karena itu Allah berfirman, “Sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata,” seraya menyesali perbuatan yang seharusnya bisa dilakukan di saat-saat masih bisa dilakukan dan hal itu mustahil, “Ya Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan kematian ku sampai waktu yang dekat,” agar aku bisa melakukan apa yang tidak sempat aku kerjakan, “yang menyebabkan aku dapat bersedekah,” dari hartaku yang bisa menyelamatkanku dari azab dan menyebabkan aku berhak mendapatkan pahala yang besar, “dan aku termasuk orang-orang yang shalih,” dengan mengerjakan perintah-perintah dan menjauhi seluruh larangan, termasuk melakukan haji dan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Munafiqun ayat 10 Allah menganjurkan orang-orang yang beriman untuk berinfak di jalan Allah, Allah berkata Infakkanlah oleh kalian wahai orang-orang yang beriman karena Allah dan Rasul-Nya sebagian dari harta yang diberikan Allah. Bersyukurlah atas nikmat Allah yang diberikan kepada kalian; Sebelum maut menjemputmu dan didapati tanda-tandanya, maka ketika turun maut kepada kalian, kalian berkata Wahai Rabbku kenapa Engkau tidak menangguhkan kami dan mengakhirkannya sampai aku bersedekah dengan hartaku dan aku bisa menjadi orang yang bertakwa dan shalih. Dan dapat diambil manfaat dari ayat ini, bahwa sedekah adalah sebab keshalihan dan jujurnya keimanan, sebagaimana maksud dari infak dalam ayat, ia adalah infak dalam kebaikan atas keumumannya; Maka masuk di dalamnya berinfak kepada fakir dan orang yang miskin dan membangun masjid dan mempersiapkan para mujahidin yang berperang di jalan Allah dan mendukung jalan-jalan yang baik dengan berbagai macamnya.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, dalam hal ini nafkah/infak yang wajib maupun yang sunat. Yang wajib seperti zakat, kaffarat, nafkah kepada istri, dsb. Sedangkan yang sunat seperti mengorbankan harta untuk segala yang bermaslahat. Hal ini menunjukkan bahwa nafkah yang Allah bebankan agar hamba mengeluarkannya tidaklah menyusahkan mereka, bahkan Allah memerintahkan mereka agar mengeluarkan sebagian dari rezeki yang Allah karuniakan kepada mereka, dimana Dia telah mempermudahnya untuk mereka dan mempermudah sebab-sebabnya. Oleh karena itu, hendaknya mereka bersyukur kepada Allah yang telah memberikan kepada mereka rezeki itu, yaitu dengan membantu saudara-saudara mereka yang memerlukan dan bersegera kepadanya sebelum datang kematian yang jika tiba, maka seorang hamba tidak dapat mengejar lagi amal saleh yang telah dilalaikannya. Meminta agar dikembalikan lagi ke dunia. Agar aku dapat mengejar amal saleh yang telah aku lalaikan seperti zakat ketika hartanya telah mencapai nishab ukuran wajib zakat dan haji ketika sudah mampu. Sehingga aku dapat selamat dari azab dan dapat memperoleh banyak pahala. Dengan mengerjakan perkara yang diperintahkan dan menjauhi larangan.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Munafiqun Ayat 10Ayat ini menghimbau orang-orang beriman untuk memfungsikan harta dengan benar. Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah kami berikan kepadamu untuk kepentingan duafa, fasilitas umum, dan fasilitas sosial sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu sehingga kamu tak sempat berinfak; lalu dia berkata setelah kematian terjadi, menyesalinya, 'ya tuhanku, sekiranya engkau berkenan menunda kematianku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dengan hartaku ini dan aku dengan demikian akan termasuk orang-orang yang saleh, karena menjadi dermawan. 11. Dan Allah tidak akan menunda kematian seseorang apabila waktu kematiannya telah datang dengan memperpanjang hidupnya. Dan Allah mahateliti dengan cermat tentang apa yang kamu dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangDemikianlah bermacam penjelasan dari berbagai ulama mengenai makna dan arti surat Al-Munafiqun ayat 10 arab-latin dan artinya, semoga membawa faidah bagi kita. Dukunglah usaha kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan Konten Cukup Sering Dilihat Terdapat banyak konten yang cukup sering dilihat, seperti surat/ayat Al-Baqarah, Do’a Sholat Dhuha, Al-Kautsar, Ayat Kursi, Al-Ikhlas, Ar-Rahman. Termasuk Al-Kahfi, Shad 54, Asmaul Husna, Yasin, Al-Mulk, Al-Waqi’ah. Al-BaqarahDo’a Sholat DhuhaAl-KautsarAyat KursiAl-IkhlasAr-RahmanAl-KahfiShad 54Asmaul HusnaYasinAl-MulkAl-Waqi’ah Pencarian surat arrum ayat 21, qs yusuf 28, al kahfi ayat 1-10, surat al isra ayat 23, al an'am Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
SuratAl Munafiqun Latin 1. idzaa jaa-aka almunaafiquuna qaaluu nasyhadu innaka larasuulu allaahi waallaahu ya'lamu innaka larasuuluhu waallaahu yasyhadu inna almunaafiqiina lakaadzibuuna 2. ittakhadzuu aymaanahum junnatan fashadduu 'an sabiili allaahi innahum saa-a maa kaanuu ya'maluuna
63. QS. Al-Munafiqun Kaum Munafik 11 ayat بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اِذَا جَآءَكَ الۡمُنٰفِقُوۡنَ قَالُوۡا نَشۡهَدُ اِنَّكَ لَرَسُوۡلُ اللّٰهِ ‌ۘ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ اِنَّكَ لَرَسُوۡلُهٗ ؕ وَاللّٰهُ يَشۡهَدُ اِنَّ الۡمُنٰفِقِيۡنَ لَـكٰذِبُوۡنَ‌ Izaa jaaa'akal munaafiquuna qooluu nashhadu innaka la rasuulul laah; wallaahu ya'lamu innaka la rasuuluhuu wallaahu yashhadu innal munaafiqiina lakaazibuun 1. Apabila orang-orang munafik datang kepadamu Muhammad, mereka berkata, "Kami mengakui, bahwa engkau adalah Rasul Allah." Dan Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar Rasul-Nya; dan Allah menyaksikan bahwa orang-orang munafik itu benar-benar pendusta. اِتَّخَذُوۡۤا اَيۡمَانَهُمۡ جُنَّةً فَصَدُّوۡا عَنۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ‌ؕ اِنَّهُمۡ سَآءَ مَا كَانُوۡا يَعۡمَلُوۡنَ Ittakhazuu aymaanahum junnatan fasadduu 'an sabiilil laah; innahum saaa'a maa kaanuu ya'maluun 2. Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalang-halangi manusia dari jalan Allah. Sungguh, betapa buruknya apa yang telah mereka kerjakan. ذٰلِكَ بِاَنَّهُمۡ اٰمَنُوۡا ثُمَّ كَفَرُوۡا فَطُبِعَ عَلٰى قُلُوۡبِهِمۡ فَهُمۡ لَا يَفۡقَهُوۡنَ‏ Zaalika bi annahum aamanuu summa kafaruu fatubi'a 'alaa quluubihim fahum laa yafqahuun 3. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir, maka hati mereka dikunci, sehingga mereka tidak dapat mengerti. وَاِذَا رَاَيۡتَهُمۡ تُعۡجِبُكَ اَجۡسَامُهُمۡ‌ ؕ وَاِنۡ يَّقُوۡلُوۡا تَسۡمَعۡ لِقَوۡلِهِمۡ‌ ؕ كَاَنَّهُمۡ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌ ‌ؕ يَحۡسَبُوۡنَ كُلَّ صَيۡحَةٍ عَلَيۡهِمۡ‌ ؕ هُمُ الۡعَدُوُّ فَاحۡذَرۡهُمۡ‌ ؕ قَاتَلَهُمُ اللّٰهُ‌ اَنّٰى يُـؤۡفَكُوۡنَ Wa izaa ra aytahum tu'jibuka ajsaamuhum wa iny yaquuluu tasma' liqawlihim kaannahum khushubum musannadah; yahsabuuna kulla saihatin 'alaihim; humul 'aduwwu fahzarhum; qootalahumul laahu annaa yu'fakuun 4. Dan apabila engkau melihat mereka, tubuh mereka mengagumkanmu. Dan jika mereka berkata, engkau mendengarkan tutur-katanya. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa setiap teriakan ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh yang sebenarnya, maka waspadalah terhadap mereka; Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan dari kebenaran? وَاِذَا قِيۡلَ لَهُمۡ تَعَالَوۡا يَسۡتَغۡفِرۡ لَـكُمۡ رَسُوۡلُ اللّٰهِ لَـوَّوۡا رُءُوۡسَهُمۡ وَرَاَيۡتَهُمۡ يَصُدُّوۡنَ وَهُمۡ مُّسۡتَكۡبِرُوۡنَ Wa izaa qiila lahum ta'aalaw yastaghfir lakum rasuulul laahi lawwaw ru'uu sahum wa ra aytahum yasudduuna wa hum mustakbiruun 5. Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Marilah beriman, agar Rasulullah memohonkan ampunan bagimu," mereka membuang muka dan engkau lihat mereka berpaling dengan menyombongkan diri. سَوَآءٌ عَلَيۡهِمۡ اَسۡتَغۡفَرۡتَ لَهُمۡ اَمۡ لَمۡ تَسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡؕ لَنۡ يَّغۡفِرَ اللّٰهُ لَهُمۡ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهۡدِى الۡقَوۡمَ الۡفٰسِقِيۡنَ Sawaaa'un 'alaihim as taghfarta lahum am lam tastaghfir lahum lany yaghfiral laahu lahum; innal laaha laa yahdil qawmal faasiqiin 6. Sama saja bagi mereka, engkau Muhammad mohonkan ampunan untuk mereka atau tidak engkau mohonkan ampunan bagi mereka, Allah tidak akan mengampuni mereka; sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. هُمُ الَّذِيۡنَ يَقُوۡلُوۡنَ لَا تُنۡفِقُوۡا عَلٰى مَنۡ عِنۡدَ رَسُوۡلِ اللّٰهِ حَتّٰى يَنۡفَضُّوۡا‌ؕ وَلِلّٰهِ خَزَآٮِٕنُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ وَلٰـكِنَّ الۡمُنٰفِقِيۡنَ لَا يَفۡقَهُوۡنَ Humul laziina yaquuluuna laa tunfiquu 'alaa man inda Rasuulil laahi hatta yanfadduu; wa lillaahi khazaaa' inus samaawaati wal ardi wa laakinnal munaafiqiina la yafqahuun 7. Mereka yang berkata kepada orang-orang Ansar, "Janganlah kamu bersedekah kepada orang-orang Muhajirin yang ada di sisi Rasulullah sampai mereka bubar meninggalkan Rasulullah." Padahal milik Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami. يَقُوۡلُوۡنَ لَٮِٕنۡ رَّجَعۡنَاۤ اِلَى الۡمَدِيۡنَةِ لَيُخۡرِجَنَّ الۡاَعَزُّ مِنۡهَا الۡاَذَلَّ ‌ؕ وَلِلّٰهِ الۡعِزَّةُ وَلِرَسُوۡلِهٖ وَلِلۡمُؤۡمِنِيۡنَ وَلٰـكِنَّ الۡمُنٰفِقِيۡنَ لَا يَعۡلَمُوۡنَ Yaquuluuna la'ir raja'naaa ilal madiinati la yukhrijanal a'azzu minhal azall; wa lillaahil 'izzatu wa li Rasuulihii wa lilmu'miniina wa laakinnal munaafiqiina laa ya'lamuun 8. Mereka berkata, "Sungguh, jika kita kembali ke Madinah kembali dari perang Bani Mustalik, pastilah orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari sana." Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui. يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تُلۡهِكُمۡ اَمۡوَالُكُمۡ وَلَاۤ اَوۡلَادُكُمۡ عَنۡ ذِكۡرِ اللّٰهِ‌ۚ وَمَنۡ يَّفۡعَلۡ ذٰلِكَ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡخٰسِرُوۡنَ Yaaa ayyuhal laziina aamanuu la tulhikum amwaalukum wa laa awlaadukum 'anzikril laah; wa mai-yaf'al zaalika fa-ulaaa'ika humul khaasiruun 9. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. وَاَنۡفِقُوۡا مِنۡ مَّا رَزَقۡنٰكُمۡ مِّنۡ قَبۡلِ اَنۡ يَّاۡتِىَ اَحَدَكُمُ الۡمَوۡتُ فَيَقُوۡلَ رَبِّ لَوۡلَاۤ اَخَّرۡتَنِىۡۤ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيۡبٍۙ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنۡ مِّنَ الصّٰلِحِيۡنَ Wa anifquu mim maa razaqnaakum min qabli any-yaatiya ahadakumul mawtu fa yaquula rabbi law laaa akhkhartaniii ilaaa ajalin qariibin fa assaddaqa wa akum minassaalihiin 10. Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata menyesali, "Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda kematianku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang shalih." وَلَنۡ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفۡسًا اِذَا جَآءَ اَجَلُهَا‌ؕ وَاللّٰهُ خَبِيۡرٌۢ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ Wa lany yu 'akhkhiral laahu nafsan izaa jaaa'a ajaluhaa; wallaahu khabiirum bimaa ta'maluun 11. Dan Allah tidak akan menunda kematian seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.
Tulisanatau Teks Latin Surat Al Munafiqun. Surat yang ke-63 di dalam Al Qur'an dan terdiri dari 11 ayat. Baca juga surat Al Munafiqun teks Arab, terjemah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Al Munafiqun - المنافقون 1. idzaa jaa-aka almunaafiquuna qaaluu nasyhadu innaka larasuulu allaahi waallaahu ya'lamu innaka larasuuluhu waallaahu yasyhadu inna almunaafiqiina lakaadzibuuna 2
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اِذَا جَاۤءَكَ الْمُنٰفِقُوْنَ قَالُوْا نَشْهَدُ اِنَّكَ لَرَسُوْلُ اللّٰهِ ۘوَاللّٰهُ يَعْلَمُ اِنَّكَ لَرَسُوْلُهٗ ۗوَاللّٰهُ يَشْهَدُ اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَكٰذِبُوْنَۚ Iżā jā'akal-munāfiqūna qālū nasyhadu innaka larasūlullāhi, wallāhu yalamu innaka larasūluhū, wallāhu yasyhadu innal-munāfiqīna lakāżibūna. Apabila orang-orang munafik datang kepadamu Nabi Muhammad, mereka berkata, “Kami bersaksi bahwa engkau adalah benar-benar utusan Allah.” Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar utusan-Nya. Allah pun bersaksi bahwa orang-orang munafik itu benar-benar para pendusta. اِتَّخَذُوْٓا اَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗاِنَّهُمْ سَاۤءَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Ittakhażū aimānahum junnatan faṣaddū an sabīlillāhi, innahum sā'a mā kānū yamalūna. Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai lalu mereka menghalang-halangi orang lain dari jalan Allah. Sesungguhnya apa yang selalu mereka kerjakan itu sangatlah buruk. ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ اٰمَنُوْا ثُمَّ كَفَرُوْا فَطُبِعَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُوْنَ Żālika bi'annahum āmanū ṡumma kafarū faṭubia alā qulūbihim fahum lā yafqahūna. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian kufur. Maka, hati mereka dikunci sehingga tidak dapat mengerti. ۞ وَاِذَا رَاَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ اَجْسَامُهُمْۗ وَاِنْ يَّقُوْلُوْا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْۗ كَاَنَّهُمْ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌ ۗيَحْسَبُوْنَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْۗ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْۗ قَاتَلَهُمُ اللّٰهُ ۖاَنّٰى يُؤْفَكُوْنَ Wa iżā ra'aitahum tujibuka ajsāmuhum, wa iy yaqūlū tasma liqaulihim, ka'annahum khusyubum musannadahtun, yaḥsabūna kulla ṣaiḥatin alaihim, humul-aduwwu faḥżarhum, qātalahumullāhu, annā yu'fakūna. Apabila engkau melihat mereka, tubuhnya mengagumkanmu. Jika mereka bertutur kata, engkau mendengarkan tutur katanya dengan saksama karena kefasihannya. Mereka bagaikan seonggok kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa setiap teriakan kutukan ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh yang sebenarnya. Maka, waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan dari kebenaran? وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ تَعَالَوْا يَسْتَغْفِرْ لَكُمْ رَسُوْلُ اللّٰهِ لَوَّوْا رُءُوْسَهُمْ وَرَاَيْتَهُمْ يَصُدُّوْنَ وَهُمْ مُّسْتَكْبِرُوْنَ Wa iżā qīla lahum taālau yastagfir lakum rasūlullāhi lawwau ru'ūsahum wa ra'aitahum yaṣuddūna wa hum mustakbirūna. Apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah beriman agar Rasulullah memohonkan ampunan bagimu,” mereka membuang muka dan engkau melihat mereka menolak ajakan itu sambil menyombongkan diri. سَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ اَسْتَغْفَرْتَ لَهُمْ اَمْ لَمْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْۗ لَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ Sawā'un alaihim astagfarta lahum am lam tastagfir lahum, lay yagfirallāhu lahum, innallāha lā yahdil-qaumal-fāsiqīna. Sama saja bagi mereka apakah engkau Nabi Muhammad memohonkan ampunan untuk mereka atau tidak, Allah tidak akan mengampuni mereka. Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum fasik. هُمُ الَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ لَا تُنْفِقُوْا عَلٰى مَنْ عِنْدَ رَسُوْلِ اللّٰهِ حَتّٰى يَنْفَضُّوْاۗ وَلِلّٰهِ خَزَاۤىِٕنُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۙ وَلٰكِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَا يَفْقَهُوْنَ Humul-lażīna yaqūlūna lā tunfiqū alā man inda rasūlillāhi ḥattā yanfaḍḍū, wa lillāhi khazā'inus-samāwāti wal-arḍi, wa lākinnal-munāfiqīna lā yafqahūna. Merekalah orang-orang yang berkata kepada kaum Ansar, “Janganlah bersedekah kepada orang-orang Muhajirin yang ada di sisi Rasulullah sampai mereka bubar meninggalkan Rasulullah,” padahal milik Allahlah perbendaharaan langit dan bumi. Akan tetapi, orang-orang munafik itu tidak mengerti. يَقُوْلُوْنَ لَىِٕنْ رَّجَعْنَآ اِلَى الْمَدِيْنَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْاَعَزُّ مِنْهَا الْاَذَلَّ ۗوَلِلّٰهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُوْلِهٖ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَلٰكِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ࣖ Yaqūlūna la'ir rajanā ilal-madīnati layukhrijannal-aazzu minhal-ażalla, wa lillāhil-izzatu wa lirasūlihī wa lil-mu'minīna wa lākinnal-munāfiqīna lā yalamūna. Mereka berkata, “Sungguh, jika kita kembali ke Madinah dari perang Bani Mustaliq, pastilah orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari sana,” padahal kekuatan itu hanyalah milik Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin. Akan tetapi, orang-orang munafik itu tidak mengetahui. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚوَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ Yā ayyuhal-lażīna āmanū lā tulhikum amwālukum wa lā aulādukum an żikrillāhi, wa may yafal żālika fa ulā'ika humul-khāsirūna. Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta bendamu dan anak-anakmu membuatmu lalai dari mengingat Allah. Siapa yang berbuat demikian, mereka itulah orang-orang yang merugi. وَاَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ اَخَّرْتَنِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۚ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ Wa anfiqū mimmā razaqnākum min qabli ay ya'tiya aḥadakumul-mautu fa yaqūla rabbi lau lā akhkhartanī ilā ajalin qarībin, fa aṣṣaddaqa wa akum minaṣ-ṣāliḥīna. Infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami anugerahkan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antaramu. Dia lalu berkata sambil menyesal, “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda kematian-ku sedikit waktu lagi, aku akan dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang saleh.” وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَاۤءَ اَجَلُهَاۗ وَاللّٰهُ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ ࣖ Wa lay yu'akhkhirallāhu nafsan iżā jā'a ajaluhā, wallāhu khabīrum bimā tamalūna. Allah tidak akan menunda kematian seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. Quick Links Yasin Al Waqiah Al Kahfi Al Mulk Ar Rahman An Nasr Al Baqarah At Tin Al Fatihah An Nas An Naba Al Qariah
. 99 333 455 467 141 446 213 295

surat al munafiqun latin